Mahasiswa: Pemerintah Percepat Penyaluran Bantuan Gempa di Mamuju

Mamuju – Mahasiswa di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, meminta pemerintah kabupaten setempat mempercepat penyaluran bantuan untuk perbaikan rumah korban gempa di daerah ini.

“Pemkab Mamuju sebelumnya menyatakan akan mempercepat asesmen rumah rusak yang akan mendapatkan bantuan, namun hingga kini asesmen masih berjalan,” kata Ketua Komunitas Mahasiswa untuk Kedaulatan Rakyat (Komkar) Universitas Tomakaka, Irfan Herianto di Mamuju, Jumat.

Ia mengayakan sejak 31 Mei 2021, pemkab berkomitmen akan menjalankan asesmen selama dua minggu namun hingga kini assesmen masih berjalan sehingga bantuan untuk perbaikan rumah korban gempa belum tersalurkan.

Oleh karena itu, katanya, pemkab harus mempercepat kegiatan teknis yang dilakukan agar penyaluran bantuan gempa yang sudah diberikan pemerintah pusat dapat tersalurkan kepada korban gempa.

“Ini adalah amanat UU yang harus dijalankan. Pemerintah harus membantu korban bencana, pemkab harus bekerja cepat menyalurkan bantuan dana gempa, apalagi pemerintah pusat sudah menyalurkan bantuan itu, karena bantuan sangat dibutuhkan masyarakat yang butuh tempat tinggal,” katanya.

Sebelumya Bupati Mamuju Suhardi sudah menerima bantuan dana siap pakai senilai Rp209 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pembangunan rumah warga yang rusak akibat gempa bumi pada 15 Januari 2021.

Bantuan dana siap pakai sebesar Rp209 miliar tersebut akan digunakan untuk pembangunan rumah korban gempa Mamuju pada tahap pertama.

Jumlah rumah rusak yang akan diberikan bantuan dana siap pakai itu terdiri atas 1.501 rumah rusak berat, 3.487 rumah rusak sedang, dan 4.731 rusak ringan.

Ia mengatakan pemerintah pusat telah memberikan bantuan kepada korban gempa di Mamuju sebagai bentuk dukungan pemerintah pusat terhadap pembangunan di Mamuju.

Gempa berkekuatan 6,2 magnitudo melanda wilayah Kabupaten Mamuju dan Majene, Provinsi Sulbar, pada 15 Januari 2021 mengakibatkan jumlah korban jiwa mencapai 96 orang dan mengakibatkan luka berat 209 orang dan luka ringan 9.310 orang.

Selain itu mengakibatkan 101 kantor pemerintah rusak, 169 sarana sekolah rusak, serta merusak sarana ibadah sebanyak 47 masjid, 39 gereja, dan 23 kantor layanan kesehatan. (Ant)